Tuesday, April 24, 2012

Metode Ilmiah

Apa itu Metode Ilmiah?
Metode ilmiah atau proses ilmiah adalah sebuah proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.


Metode ilmiah merupakan sebuah teknik untuk meneleti sebuah fenomena, untuk mendapatkan sebuah pengetahuan baru, atau membenarkan dan mengintegrasikan pengetahuan sebelumnya.

Istilah secara umumnya, metode penyelidikan harus didasarkan pada pengumpulan subjek bukti empiris dan terukur dengan prinsip-prinsip tertentu. Kamus bahasa Inggris Oxford mengatakan bahwa metode ilmiah adalah :. "Sebuah Metode atau prosedur yang telah dikarakterisikan dalam ilmu alam sejak abad 17, yang terdiri dalam observasi sistematis, pengukuran, dan eksperimen, dan perumusan, pengujian, dan modifikasi hipotesis.".

Karakteristik utama yang membedakan metode ilmiah penyelidikan dari metode lain untuk memperoleh pengetahuan, adalah bahwa para ilmuwan berusaha untuk membiarkan kenyataan terungkap dengan sendirinya, dan kemudian akan akan menentangnya dengan teori yang mereka dapatkan.


Meskipun prosedur bervariasi dari satu bidang penelitian yang lain, fitur diidentifikasi membedakan penyelidikan ilmiah dari metode lain untuk memperoleh pengetahuan. Peneliti ilmiah mengusulkan hipotesis sebagai penjelasan fenomena, dan desain penelitian eksperimental untuk menguji hipotesis melalui prediksi yang dapat diturunkan dari mereka. Langkah-langkah ini harus diulangi, untuk menjaga terhadap kesalahan atau kebingungan dalam eksperimen tertentu. Teori yang mencakup domain yang lebih luas penyelidikan bisa mengikat hipotesis secara independen berasal banyak bersama-sama dalam struktur yang koheren mendukung. Teori, pada gilirannya, dapat membantu membentuk hipotesis baru atau kelompok tempat hipotesis dalam konteks.

Penyelidikan ilmiah umumnya dimaksudkan untuk seobjektif mungkin, untuk mengurangi bias interpretasi hasil. Lain harapan dasarnya adalah untuk dokumen, arsip dan berbagi semua data dan metodologi sehingga mereka tersedia untuk pemeriksaan teliti oleh ilmuwan lain, memberikan mereka kesempatan untuk memverifikasi hasil dengan mencoba untuk mereproduksi mereka. Praktek ini, yang disebut pengungkapan penuh, juga memungkinkan ukuran statistik dari keandalan data ini yang akan didirikan.


Sumber : en.wikipedia.org/wiki/Scientific_method

Monday, April 9, 2012

Penulisan Karya Ilmiah



KARYA ILMIAH

1.1 Hakikat Karya Ilmiah
Karya ilmiah adalah karya tulis yang disusun oleh penulis berdasarkan hasil penelitian ilmiah yang telah dilakukannya. Dari definisi yang lain dikatakan bahwa karya ilmiah(scientific paper) adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan, yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah, antara lain untuk menyampaikan gagasan, memenuhi tugas dalam studi, untuk mendiskusi gagasan dalam suatu pertemuan, mengikuti perlombaan, serta untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan atau hasil penelitian.
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang menyajikan gagasan, deskripsi atau pemecahan masalah secara sistematis, disajikan secara obyektif dengan menggunakan bahasa baku, serta didukung oleh fakta, teori atau bukti-bukti empirik. Ada beberapa jenis karangan ilmiah yaitu, laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, artikel jurnal, yang pada dasarnya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Karya ilmiah dapat berfungsi untuk meningkatkan wawasan, serta menyebar luaskan ilmu pengetahuan. Bagi penulis, menulis karya ilmiah bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis. Berlatih mengintegrasikan berbagai gagasan dan menyajikannya secara sistematis, memperluas wawasan, serta member kepuasan intelektual.

1.2 Ciri-Ciri Karya Ilmiah
  • Objektif. Keobjektifan ini menampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga, setiap pernyataan atau simpulan yang disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa pun dapat mengecek kebenaran dan keabsahanya.
  • Netral. Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat ‘mengajak’, ‘membujuk’, atau ‘mempengaruhi’ pembaca dihindarkan.
  • Sistematis. Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya. Dengan cara demkian, pembaca akan bisa mengikutinya dengan mudah alur uraiannya.
  • Logis. Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola induktif; sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan pola deduktif.
  • Menyajikan fakta (bukan emosi atau perasaan). Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang emosional (menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan sedih seperti orang berkabung, perasaan senang seperti orang mendapatkan hadiah, dan perasaan marah seperti orang bertengkar) hendaknya dihindarkan.


1.3 Macam-macam Karya ilmiah
Sesuai dengan cirinya, maka karya ilmiah dapat berupa dalam bentuk makalah, artikel, skripsi, tesis, dan disertasi yang pada dasarnya merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan (referensi) bagi ilmuwan atau penulis lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
Berikut macam-macam karya ilmiah :

1.3.1    Makalah
Makalah adalah karya ilmiah yang mebahas suatu pokok persoalan, sebagai hasil penelitian atau sebagai hasil kajian yang disampaikan dalam suatu pertemuan ilmiah (seminar) atau yang berkenaan dengan tugas-tugas perkuliahan, yang harus diselesaikan secara tertulis.

1.3.2    Skripsi
Merupakan karya ilmiah yang ditulis berdasarkan hasil penelitian lapangan atau kajian pustaka dan dipertahankan didepan siding ujian, dalam rangka penyelesaian studi tingkat strata satu (S1) untuk memperoleh gelar sarjana.

1.3.3    Tesis
Tesis adalah karya ilmiah yang ditulis dalam rangka penyelesaian studi pada tingkat program strata dua (S2), yang diajukan untuk dinilai oleh tim penguji guna memperoleh gelar magister. Pembahasan dalam tesis mencoba mengungkapkan persoalan ilmiah tertentu dan memecahkannya secara analisis kritis.

1.3.4    Disertasi
Disertasi adalah karya ilmiah yang ditulis dalam rangka penyelesaian studi pada tingkat strata tiga (S3). Pembahasan dalam disertasi harus analitis kritis, dan merupakan upaya pendalaman dan pengembangan ilmu penegetahuan yang ditekuni oleh mahasiswa, dengan menggunakan pendekatan multidisipliner yang dapat memberikan suatu kesimpulan yang berimplikasi filosofis dan mencakup beberapa bidang ilmiah.

1.4 Sikap ilmiah
Dalam penulisan karya ilmiah ada 7, yang merupakan sikap yang harus ada. Sikap-sikap ilmiah yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1.4.1    Ingin tahu
Sikap ingin tahu terlihat pada kebiasaan bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya.

1.4.2    Kritis
Sikap kritis ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibandingkan kelebihan dan kekurangannya.

1.4.3    Terbuka
Sikap terbuka terlihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain. Walaupun pada akhirnya pendapat tersebut tidak sesuai.

1.4.4    Objektif
Sikap objektif terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi.

1.4.5    Mengahrgai karya orang lain
Sikap ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas sekira pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang berasal dari pernyataan atau pendapat orang lain.

1.4.6    Berani mempertahankan kebenaran
Sikap ini tampak pada ketegaran membela fakta dan hasil temuan lapangan atau pengembangan walaupun bertentangan atau tidak sesuai dengan teori dalil yang ada.

1.4.7    Menjangakau kedepan
Sikap ini dibuktikan dengan selalu ingin membuktikan hipotesis yang disusunnya demi pengembangan bidang ilmunya.

1.5 Kesalahan Dalam Penulisan Karya Ilmiah
Dalam penulisan karya ilmiah sering terjadi kesalahan yang dapat menghambat penyelesaiannya. Semuanya itu dikarenakan tidak konsisten dalam penulisan. Bentuk ketidak kosisten itu menyangkut banyak hal.

Beberapa benruk kesalahan yang sering dijumpai dalam tulisan antara lain :
1.         Salah mengerti audience atau pembaca tulisannya.
2.         Salah dalam menyusun struktur laporan
3.         Salah dalam cara mengutip pendapat orang lain sehingga berkesan menjiplak (plagiat)
4.         Salah dalam menuliskan bagian kesimpulan
5.         Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
6.         Tata cara penulisan “daftar pustaka” yang kurang tepat
7.         Tidak konsisten dalam format tampilan

Sumber :
•          http://chronika.wordpress.com/2010/03/24/karya-ilmiah/
•          http://tugas27.wordpress.com/2012/03/26/ciri-ciri-karya-ilmiah/
•          wartawarga.gunadarma.ac.id/…/hakikat-karya-ilmiah-ciri-ciri-jenis-karya-ilmiah-sikap-ilmiah-dan-kesalahan-dalam-  penulisan-ilmiah/

Monday, April 2, 2012

Makalah Penalaran Induktif dan Deduktif

Kelompok Tulisan Makalah :
-Ersza Sinastrya
-M Kemal Maulana
-Duvi Apriandi
-Youdanto Hadinegoro
-Laurentius Nicholas Chanata (14109167)
Kata Pengantar

     Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan bimbinganNya yang selalu menyertai kami di dalam memahami ilmu-ilmu yang kami pelajari dan aplikasikan di dalam kehidupan. Makalah ini kami buat berdasarkan tugas yang diberikan oleh dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia 2 Bapak Tri Budiarta yang kami hormati.Tugas ini adalah lanjutan dari tugas individu yang membahas mengenai “ Penalaran “. Sehingga di dalam tugas makalah ini kita membahas lebih detail apa saja yang bisa kita pelajari mengenai Penalaran itu sendiri. Tugas makalah ini kami tunjukan untuk kami sendiri sebagai pelajar yang belajar mamahami mengenai Penalaran, kemudian untuk dosen pengajar kami Tri budiarta, dan bentuk pengabdian kami terhadap kedua orang tua kami untuk selalu terus belajar
      Semoga Tugas makalah ini kami kerjakan secara maksimal berdasarkan hasil pemahaman kami mengenai Penalaran. Dan dapat memberikan manfaat bagi kami memahami Penalaran, memberika manfaat bagi teman teman ataupun orang lain yang membaca, dan kepada bapak Tri Budiarta sebagai pengajar kami. 


BAB I


 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
     Penalaran merupakan hal yang kita sering gunakan sehari hari di dalam berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang terdekat baik keluarga maupun kerabat di tempat kuliah atau di kantor. Namun penulis akan menjelaskan pembahasan kali ini tentang penalaran yang penggunaanya kita gunakan di dalam bahasa kita sehari hari yaitu Bahasa Indonesia.

1.2. Tujuan Penulisan Masalah
     Penulisan ini akan dibuat dengan tujuan peningkatan mutu dalam penggunaan Bahasa Indonesia dalam menguasa kemampuan berfikir, bersifat rasional dan dinamis berpandangan untuk menganalisa konsep penalaran yang bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.


1.3 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan penalaran deduktif ?
2. Ada berapa macam jenis penalaran deduktif ?
3. Apakah yang dimaksud dengan penalaran induktif ?
4. Ada berapa macam jenis penalaran induktif ?

1.4 Metode Pengumpulan Data
     Penyusunan makalah ini kami mendapatkan data melalui metode pencarian di salah satu search engine di internet.


BAB II


POKOK PEMBAHASAN
Pendefinisian Penalaran : 
     Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
     Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis(antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).

1. Penalaran Deduktif
     Penalaran deduktif adalah suatu tahap pemikiran dan pembelajaran manusia untuk menghubungkan antara data dengan fakta yang ada sehingga pada akhirnya terdapat kesimpulan yg dapat diambil.
     Penalaran deduktif bertolak dari sebuah konklusi atau simpulan yang didapat dari satu atau lebih pernyataan yang lebih umum. Simpulan yang diperoleh tidak mungkin lebih umum dari pada proposi tempat menarik simpulan itu. Proposi tempat merarik simpulan itu disebut premis. Atau dapat juga di artikan penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.
Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.
Macam - macam penalaran deduktif
· SILOGISME
Merupakan suatu cara penalaran yang formal.Penalaran dalam bentuk ini jarang ditemukan/dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Kita lebih sering mengikuti polanya saja, meskipun kadang-kadang secara tidak sadar. Misalnya ucapan “Ia dihukum karena melanggar peraturan “X”
Silogisme Katagorik 
     Silogisme Katagorik adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan katagorik. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan dengan premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan diantara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).
Silogisme Hipotetik 
     Silogisme Hipotetik adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik.
Silogisme Disyungtif
     Silogisme Disyungtif adalah silogisme yang premis mayornya keputusan disyungtif sedangkan premis minornya kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor.Seperti pada silogisme hipotetik istilah premis mayor dan premis minor adalah secara analog bukan yang semestinya.
2. Penalaran Induktif
     Penalaran induktif adalah penalaran yang bertolak dari pernyataan - pernyataan yang khusus dan menghasilkan kesimpulan yang umum. Dengan kata lain kesimpulan, yang diperoleh tidak lebih khusus daripada pernyataaan (premis).
Macam - macam penalran induktif
     Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif. Contoh:
Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan, emas memuai.
Jika dipanaskan, platina memuai.
 Jika dipanaskan, logam memuai.
Jika ada udara, manusia akan hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
 Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.
proses penalaran yang digunakan dalam berfikir untuk menarik kesimpulan dari sesuatu yang bersifat khusus ke umum atau berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus. Penalaran Induktif dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Generalisasi adalah bentuk dari metode berfikir induktif atau suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual ( khusus ) menuju kesimpulan umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki.
a) Generalisasi tanpa loncatan induktif adalah seluruh fakta yang ada di dalam fenomena yang dijadikan sebuah kesimpulan berdasarkan penyelidikan yang terjadi. Contoh : setiap 1 bulan pada tahun masehi tidak ada yang jumlah harinya lebih dari 31 hari.
b) Generalisasi dengan loncatan induktif adalah generalisasi yang kesimpulannya diambil dari sebagian fakta dari suatu fenomena yang berlaku pada fenomena sejenis yang belum diselidiki. Contoh : kita menyelidiki sebagian masyarakat Indonesia yang ramah, lalu kita membuat sebuah kesimpulan bahwa semua rakyat Indonesia adalah masyarakat yang ramah.
2. Analogi adalah suatu bentuk metode penalaran induktif untuk menarik kesimpulan tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran suatu gejala khusus lain yang memiliki sifat-sifat penting yang bersamaan. Tujuan dari analogi adalah :
- Meramalkan persamaan
- Mengadakan klasifikasi
- Menyingkap kekeliruan
Kesimpulan
Setelah kita telah mempelajari teknik penalaran ini , kami dapat memahami konsep dari penalaran yaitu yang bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah, dan mengetahui jenis- jenis penalaran.
referensi : 
http://sahabat-keyboard.blogspot.com/2012/03/makalah-penalaran-induktif-dan-deduktif.html
http://nugrohoadi2ka12.wordpress.com/2011/05/30/penalaran-deduktif/