1. Context Awareness & Event Based
a.
Definisi
Context-Awareness merupakan kemampuan layanan network
untuk mengetahui berbagai konteks, yaitu kumpulan parameter yang relevan dari
pengguna (User) dan pengguna network itu, serta memberikan layanan yang sesuai
dengan parameter-parameter itu. Beberapa konteks yang dapat digunakan yaitu
data dasar user, lokasi user, berbagai preferensi user, jenis dan kemampuan
terminal yang digunakan user.
Singkatnya,
Context-Awareness adalah kemampuan sebuah sistem untuk memahami si user,
network, lingkungan, dan dengan demikian melakukan adaptasi yang dinamis sesuai
kebutuhan.
Karakteristik
dari user, network, lingkungan itu disebut konteks. Namun informasi konteks itu
sendiri menjadi kompleks dan heterogen sesuai jenis layanan yang akan didukung.
Makan context awareness menjadi masalah yang besar dan menarik dalam
pengembangan aplikasi, khususnya mobile, untuk beberapa tahun kedepan.
Berbeda
dengan Konventional Computing atau Komputasi Konvensioanal, Context aware tidak
hanya menitik beratkan perhatian pada satu buah objek yang menjadi fokus utama
dari proses tersebut tetapi juga pada aspek disekitar objek tersebut. Sebagai
contoh apabila komputasi konvensional dirancang untuk mengindentifikasi siapa
orang yang sedang berdiri disuatu titik kordinat tertentu maka komputer akan
memandang orang tersebut sebagai sebuah objek tunggal dengan berbagai
atributnya, misalnya nomor pegawai, tinggi badan, berat badan, dan sebagainya.
Namun
Context aware tidak hanya mengarahkan fokusnya pada objek manusia tersebut,
tetapi juga pada apa yang sedang dia lakukan, dimana dia berada, pukul berapa
dia tiba dan sebagainya.
Distributed event-based systems (disingkat
sebagai DEBS, dalam bahasa Indonesia berarti sistem berbasiskan distribusi
kejadian) adalah sistem terdiri dari komponen fungsional terdistribusi yang berinteraksi
melalui peristiwa. Peristiwa adalah kejadian yang terjadi pada sistem atau
lingkungan di mana komponen berada. DEBS menggunakan skema interaksi yang
menyediakan komunikasi antara
produsen dan
konsumen. Produsen adalah komponen yang menghasilkan kejadian. Pelanggan adalah
komponen yang mengkonsumsi peristiwa. Seorang pelanggan dapat mengungkapkan
minat dalam peristiwa yang diberikan melalui langganan. Seorang pelanggan akan
mengetahui semua peristiwa yang diterbitkan dalam sistem atau lingkungan yang
sesuai dengan konsumsinya.
b.
Latar
Belakang / Sejarah
Dalam ilmu
komputer terdapat pernyataan bahwa perangkat komputer mempunyai kepekaan dan
dapat bereaksi terhadap lingkungan sekitarnya bedasarkan informasi dan
aturan-aturan tertentu yang tersimpan didalamnya. Gagasan inilah yang
diperkenalkan oleh Schilit pada tahun 1994 dengan istilah Context-awareness.
c.
Hal Utama
dalam Context-Awareness
· The acquisition of context
Hal ini
berkaitan dengan pemilihan konteks dan bagaimana cara memperoleh konteks yang
diinginkan.
· The abstraction and understanding of context
Pemahaman
terhadap bagaimana cara konteks yang dipilih berhubungan dengan kondisi nyata,
bagaimana informasi yang dimiliki suatu konteks dapat membantu meningkatkan
kinerja aplikasi, dan bagaimana tanggapan sistem dan cara kerja terhadap
inputan dalam suatu konteks.
· Application behavior based on the recognized context
Bagaimana
pengguna dapat memahami sistem dan tingkah lakunya yang sesuai dengan konteks
yang dimilikinya serta bagaimana caranya memberikan kontrol penuh kepada
pengguna terhadap sistem.
d.
Kategori
Aplikasi Context-awareness
· Proximate Selection
Suatu teknik antarmuka yang memudahkan pengguna dalam memilih
atau melihat lokasi objek yang
berada didekatnya dan mengetahui posisi lokasi dari user itu sendiri. Ada dua variabel yang berkaitan dengan proximate selection
ini, yaitu locus dan selection dengan kata lain tempat dan pilihan.
Pengambilan
informasi secara manual dari context-aware tentang perangkat input / output,
benda non-fisik atau pelayanan, atau lokasi. Disini terdapat masalah dalam User
Interface, yaitu untuk menekankan informasi berdasarkan tingkat kedekatan yang
ada.
· Automatic Contextual Reconfiguration
Aspek terpenting suatu kasus sistem context-aware adalah bagaimana suatu konteks yang digunakan membawa
perbedaan terhadap konfigurasi sistem dan bagaimana cara antar setiap komponen
berinteraksi satu sama lain nya.
Pengambilan
informasi secara automatis atau mengubah komponen berdasarkan konteks. Misalnya,
aplikasi board putih dapat memunculkan halaman baru atau yang sudah ada ketika
seseorang memasuki ruang baru, atau OS dapat memutuskan untuk spin down disk
ketika listrik AC terputus.
· Contextual Information and Commands
Kegiatan manusia bisa diprediksi dari situasi atau lokasi
dimana mereka berada. Sebagai contoh, ketika berada di dapur, maka kegiatan
yang dilakukan pada lokasi tersebut pasti berkaitan dengan memasak. Hal inilah
yang menjadi dasar dari tujuan contextual information and commands, dimana informasi-informasi
tersebut dan perintah yang akan dilaksanakan disimpan ke dalam sebuah directory
tertentu. Setiap file yang berada di dalam directory berisi locations and
contain files, programs, and links. Ketika seorang user berpindah dari suatu
lokasi ke lokasi lainnya, maka browser juga akan langsung mengubah data lokasi
di dalam directory. Sebagai contoh: ketika user berada di kantor, maka user
akan melihat agenda yang harus dilakukan; ketika user beralih lagi ke dapur,
maka user tersebut akan melihat petunjuk untuk membuat kopi dan data
penyimpanan kebutuhan dapur.
Queri dalam
informasi atau perintahnya sendiri dapat diubah oleh konteks pengguna.
Misalnya, tombol bermigrasi bisa membawa tampilan X pengguna ke sebuah papan
tulis di kamar saat itu pengguna. Atau, papan tulis dapat menampilkan informasi
yang relevan kepada pengguna karena itu terdeteksi kedekatan pengguna tersebut.
· Context-Triggered Actions
Cara kerja
sistem context-triggered actions sama layaknya dengan aturan sederhana IF-THEN.
Informasi yang berada pada klausa kondisi akan memacu perintah aksi yang harus
dilakukan. Kategori sistem context-aware ini bisa dikatakan mirip dengan
contextual information and commands, namun perbedaannya terletak pada
aturan-aturan kondisi yang harus jelas dan spesifik untuk memacu aksi yang akan
dilakukan.
Aturan-aturan yang dipicu oleh IF-THEN oleh informasi
kontekstual. Sebagai contoh, sebuah aplikasi pengawas akan mengeksekusi
perintah UNIX shell berdasarkan aturan seperti "jika kopi dibuat kemudian
memutar suara ayam.". Sebuah program pengingat kontekstual, yang
menimbulkan pengingat bila aturan kontekstual tercapai, seperti "Ketika
aku bertemu dengannya nanti" atau "Ketika aku berada di di
perpustakaan".
No comments:
Post a Comment