Wednesday, October 10, 2012

Context Awareness & Event Based


1.      Context Awareness & Event Based
a.      Definisi
Context-Awareness merupakan kemampuan layanan network untuk mengetahui berbagai konteks, yaitu kumpulan parameter yang relevan dari pengguna (User) dan pengguna network itu, serta memberikan layanan yang sesuai dengan parameter-parameter itu. Beberapa konteks yang dapat digunakan yaitu data dasar user, lokasi user, berbagai preferensi user, jenis dan kemampuan terminal yang digunakan user.
Singkatnya, Context-Awareness adalah kemampuan sebuah sistem untuk memahami si user, network, lingkungan, dan dengan demikian melakukan adaptasi yang dinamis sesuai kebutuhan.
Karakteristik dari user, network, lingkungan itu disebut konteks. Namun informasi konteks itu sendiri menjadi kompleks dan heterogen sesuai jenis layanan yang akan didukung. Makan context awareness menjadi masalah yang besar dan menarik dalam pengembangan aplikasi, khususnya mobile, untuk beberapa tahun kedepan.
Berbeda dengan Konventional Computing atau Komputasi Konvensioanal, Context aware tidak hanya menitik beratkan perhatian pada satu buah objek yang menjadi fokus utama dari proses tersebut tetapi juga pada aspek disekitar objek tersebut. Sebagai contoh apabila komputasi konvensional dirancang untuk mengindentifikasi siapa orang yang sedang berdiri disuatu titik kordinat tertentu maka komputer akan memandang orang tersebut sebagai sebuah objek tunggal dengan berbagai atributnya, misalnya nomor pegawai, tinggi badan, berat badan, dan sebagainya.
Namun Context aware tidak hanya mengarahkan fokusnya pada objek manusia tersebut, tetapi juga pada apa yang sedang dia lakukan, dimana dia berada, pukul berapa dia tiba dan sebagainya.
Distributed event-based systems (disingkat sebagai DEBS, dalam bahasa Indonesia berarti sistem berbasiskan distribusi kejadian) adalah sistem terdiri dari komponen fungsional terdistribusi yang berinteraksi melalui peristiwa. Peristiwa adalah kejadian yang terjadi pada sistem atau lingkungan di mana komponen berada. DEBS menggunakan skema interaksi yang menyediakan komunikasi antara
produsen dan konsumen. Produsen adalah komponen yang menghasilkan kejadian. Pelanggan adalah komponen yang mengkonsumsi peristiwa. Seorang pelanggan dapat mengungkapkan minat dalam peristiwa yang diberikan melalui langganan. Seorang pelanggan akan mengetahui semua peristiwa yang diterbitkan dalam sistem atau lingkungan yang sesuai dengan konsumsinya.

b.      Latar Belakang / Sejarah
Dalam ilmu komputer terdapat pernyataan bahwa perangkat komputer mempunyai kepekaan dan dapat bereaksi terhadap lingkungan sekitarnya bedasarkan informasi dan aturan-aturan tertentu yang tersimpan didalamnya. Gagasan inilah yang diperkenalkan oleh Schilit pada tahun 1994 dengan istilah Context-awareness.

c.       Hal Utama dalam Context-Awareness
·   The acquisition of context
Hal ini berkaitan dengan pemilihan konteks dan bagaimana cara memperoleh konteks yang diinginkan.
·   The abstraction and understanding of context
Pemahaman terhadap bagaimana cara konteks yang dipilih berhubungan dengan kondisi nyata, bagaimana informasi yang dimiliki suatu konteks dapat membantu meningkatkan kinerja aplikasi, dan bagaimana tanggapan sistem dan cara kerja terhadap inputan dalam  suatu konteks.




·   Application behavior based on the recognized context
Bagaimana pengguna dapat memahami sistem dan tingkah lakunya yang sesuai dengan konteks yang dimilikinya serta bagaimana caranya memberikan kontrol penuh kepada pengguna terhadap sistem.

d.      Kategori Aplikasi Context-awareness
·   Proximate Selection
Suatu teknik antarmuka yang memudahkan pengguna dalam memilih atau melihat lokasi objek yang berada didekatnya dan mengetahui posisi lokasi dari user itu sendiri. Ada dua variabel yang berkaitan dengan proximate selection ini, yaitu locus dan selection dengan kata lain tempat dan pilihan.
Pengambilan informasi secara manual dari context-aware tentang perangkat input / output, benda non-fisik atau pelayanan, atau lokasi. Disini terdapat masalah dalam User Interface, yaitu untuk menekankan informasi berdasarkan tingkat kedekatan yang ada.
·   Automatic Contextual Reconfiguration
Aspek terpenting suatu kasus sistem context-aware adalah bagaimana suatu konteks yang digunakan membawa perbedaan terhadap konfigurasi sistem dan bagaimana cara antar setiap komponen berinteraksi satu sama lain nya. 
Pengambilan informasi secara automatis atau mengubah komponen berdasarkan konteks. Misalnya, aplikasi board putih dapat memunculkan halaman baru atau yang sudah ada ketika seseorang memasuki ruang baru, atau OS dapat memutuskan untuk spin down disk ketika listrik AC terputus.



·   Contextual Information and Commands
Kegiatan manusia bisa diprediksi dari situasi atau lokasi dimana mereka berada. Sebagai contoh, ketika berada di dapur, maka kegiatan yang dilakukan pada lokasi tersebut pasti berkaitan dengan memasak. Hal inilah yang menjadi dasar dari tujuan contextual information and commands, dimana informasi-informasi tersebut dan perintah yang akan dilaksanakan disimpan ke dalam sebuah directory tertentu. Setiap file yang berada di dalam directory berisi locations and contain files, programs, and links. Ketika seorang user berpindah dari suatu lokasi ke lokasi lainnya, maka browser juga akan langsung mengubah data lokasi di dalam directory. Sebagai contoh: ketika user berada di kantor, maka user akan melihat agenda yang harus dilakukan; ketika user beralih lagi ke dapur, maka user tersebut akan melihat petunjuk untuk membuat kopi dan data penyimpanan kebutuhan dapur.
Queri dalam informasi atau perintahnya sendiri dapat diubah oleh konteks pengguna. Misalnya, tombol bermigrasi bisa membawa tampilan X pengguna ke sebuah papan tulis di kamar saat itu pengguna. Atau, papan tulis dapat menampilkan informasi yang relevan kepada pengguna karena itu terdeteksi kedekatan pengguna tersebut.
·   Context-Triggered Actions
Cara kerja sistem context-triggered actions sama layaknya dengan aturan sederhana IF-THEN. Informasi yang berada pada klausa kondisi akan memacu perintah aksi yang harus dilakukan. Kategori sistem context-aware ini bisa dikatakan mirip dengan contextual information and commands, namun perbedaannya terletak pada aturan-aturan kondisi yang harus jelas dan spesifik untuk memacu aksi yang akan dilakukan.
Aturan-aturan  yang dipicu oleh IF-THEN oleh informasi kontekstual. Sebagai contoh, sebuah aplikasi pengawas akan mengeksekusi perintah UNIX shell berdasarkan aturan seperti "jika kopi dibuat kemudian memutar suara ayam.". Sebuah program pengingat kontekstual, yang menimbulkan pengingat bila aturan kontekstual tercapai, seperti "Ketika aku bertemu dengannya nanti" atau "Ketika aku berada di di perpustakaan".

No comments:

Post a Comment